Jumat, 19 Desember 2014

MENGENAL TANAMAN GMELINA (Gmelina arborea Roxb)

TANAMAN GMELINA 
(Gmelina arborea Roxb
I. Informasi Umum 

Gmelina (Jati Putih) termasuk famili Verbenaceae, merupakan salah satu tanaman fast growing species (FGS) yang mampu tumbuh pada lahan-lahan subur dan marginal pada ketinggian (0-1000 mdpl) dengan curah hujan yang tinggi 1778 s.d 2286 mm (Kosasih, 2008). Tinggi mencapai 30 – 40 m dengan diameter rata-rata 50 cm kadang-kadang mencapai mencapai 140 cm, kulit halus atau bersisik, warna coklat muda sampai abu-abu, bunga kuning terang, mengelompok dalam tandan. Bunga mekar malam hari.
II. Pengadaan Bibit 

Tanaman Pada umur 3-4 tahun bisa berbunga dan berbuah 2-3 bulan dapat berbuah sepanjang tahun. Jumlah biji per kg adalah 2.500. Berbunga dan berbuah setiap tahun. Buah masak terjadi 1,5 bulan setelah pembungaan (Rachmawati, 2002). Bahan untuk keperluan benih diambil dan dikumpulkan dari tegakan yang baik agar diperoleh tegakan yang baik pula. Bahan untuk bibit 1. Pilih benih yang unggul, tidak busuk dan bila dipecah bijinya terdapat 3 kandung lembaga masih hijau, kemudian berubah kuning setelah 1 minggu. Sekitar dua minggu, buah menjadi coklat dan setelah tiga minggu menjadi hitam. Pengumpulan lebih baik dilakukan ketika masih hijau atau kuning (Rachmawati, 2002). 2. Buat bedeng tabur berisi pasir hitam yang sudah diayak dan dicuci bersih. Bagian atasnya beri penutup dari karung bekas pupuk untuk menjaga kelembaban. 3. Bedeng sapih berisi polybag dengan media pasir dan pupuk kandang 3 : 1. 4. Hamparkan benih diatas plesteran semen atau keramik dan jemur dalam terik matahari selama 3 hari. 5. Rendam dalam bak berisi air dingin selama 1 malam, agar daging buah mudah terkelupas. 6. Tabur benih yang sudah direndam di atas media bedeng tabur yang sudah disiapkan. 7. Tutup dengan pasir hitam kembali sampai benih tidak terlihat. 8. Siram dengan sprayer atau dengan percikan air secukupnya selama 7 hari. 9. Benih akan tumbuh menjadi kecambah siap sapih ke polybag, pada hari ke-9 s.d 19 10. Siram air secukupnya sampai umur 3 bulan. 11. Bibit Gmelina siap ditanam di lahan penanaman. Produksi buah dipengaruhi umur tegakan, kondisi ekologis dan tegakan. Produksi benih (biji batu) berkisar 30-170 kg/ha/tahun. Teknik silvikultur dalam pengadaan bahan untuk bibit disarankan lokasi persemaian dekat dengan sumber air yang mengalir sepanjang tahun. Gmelina juga dapat diperbanyak secara vegetatif, yaitu dengan stek batang. Stek batang yang panjangnya 20 cm, diameter 1,6 sampai 2 cm setelah direndam dalam larutan fungisida dan perangsang akar dengan takaran 400mg/liter air selama dua jam, menunjukan respon terbaik terhadap munculnya perakaran stek (Siagian, 1992 dalam Hendromono, 2006).

III. Penanaman 
  1. Pemilihan lahan Bebas dari genangan air, frekuensi terjadinya kebakaran dan kondisi sosek masyarakat sekitarnya. 
  2. Sistem Penanaman, pada umumnya menerapkan sistem tumpangsari yaitu cara menanam tanaman hutan divariasikan dengan tanaman palawija dikenal juga dengan (agroforesty). 
  3. Persiapan lapang, penataan lapang yaitu : sebelum penanaman menentukan batas blok, jalan pemeriksaan, saluran air, dan drainase serta pembersihan lahan yaitu lahan pada waktu penanaman harus bebas dari naungan (intoleran). 
  4. Jarak Tanam 3 x 3m atau 4 x 2m. Setelah areal dibersihkan, langsung dibuat lubang tanam kemudian ditanam sampai kedalaman leher akar (Hendramono,2006) 
  5. Pengangkutan Bibit Saat penanaman, bibit harus sudah berada di lahan penanaman, pengangkutan dari persemaian ke lokasi penanaman sebelum diangkut bibit disiram, pengangkutan dilaksanakan pagi atau sore hari. 
  6. Waktu dan Pelaksanaan Penanaman Waktu pelaksanaan diusahakan di awal musim hujan atau curah hujan cukup merata. Bibit tanam secara tegak lurus pada lubang tanam. 
IV. Pemeliharaan 
  1. Penyiangan dan Penyulaman, membersihkan tanaman muda dari gulma dengan radius 1 m setiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur 2 s/d 3 tahun. Penyulaman dilakukan untuk tanaman yang mati. 
  2. Pengendalian Hama, jenis hama yang menyerang gmelina adalah semut perusak daun (Atta sp) dikendalikan dengan insektisida. 
  3. Pemupukan, dengan pemberian pupuk tablet majemuk 1 tablet per tanaman, pemberian pupuk kandang dengan dosis 2 kg/btg. Menurut Hendramono (2006), pemupukan sebanyak 20 g NPK/tanaman pada tanah Podsolik Merah Kuning setelah dua minggu ditanam, dapat mempercepat pertumbuhan tanaman gmelina. Pada tanaman gmelina yang berumur 2 bulan dan 6 bulan, setelah dipupuk dengan pupuk kandang dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter batangnya masing-masing sebesar 266 % dan 277 %, sedangkan dengan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 50 g/tanaman hanya meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter batang masing-masing 97 % dan 131 %. 
  4. Penjarangan, untuk tujuan produksi kayu pertukangan pada umur 3,5 dan 7 tahun pada pohon yang tertekan.
V. Daftar Pustaka 

Kosasih, A.S., 2008. Informasi Tentang Jati Putih dan Teknik Budidayanya. Pusat Litbang Hutan Tanaman.
Rachmawati, H., 2002. Informasi Singkat Benih Gmelina arborea Roxb. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. Hendromono, Y. Heryati, dan N. Mindawati.dalam Pusat Penlitiandan Pengembangan Hutan Tanaman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (2006).
Teknik Silvikultar Hutan Tanaman Industri, Desember 2006. Hal. 61.

Senin, 24 November 2014

MENGENAL TANAMAN MANGLID (Manglieta glauca BI.)

TANAMAN MANGLID (Manglieta glauca BI.

I. Informasi Umum

Manglid termasuk famili Magnoliaceae. Tinggi mencapai 25 – 40 m dengan bebas cabang 25 m dan diameter mencapai 150 cm, manglid tumbuh baik pada ketinggian 900 – 1700 mdpl dalam hutan campuran yang lembab, pada tanah yang subur dan selalu lembab (A. Sudomo dkk., 2007). Hidupnya berkelompok dan di tempat yang lembab. Tajuk membulat, lebat, percabangannya berbentuk garpu yang dimulai jauh dari atas tanah. Daun tunggal bentuk elips memanjang atau elips melebar, kebanyakan bulat telur memanjang, ukuran 13-18 cm, panjang kadang sampai 25 cm. Ujung dan pangkal daun runcing, tangkai daun panjang. 

II. Pengadaan Bibit 

Tanaman Perbanyakan tanaman dengan menggunakana biji mempunyai viabilitas/daya tumbuh rendah yaitu daya simpan biji manglid rendah yaitu bersifat rekalsitran (tidak tahan disimpan lama) hanya berkisar antara 2-5 minggu, dimana setelah lewat waktu tersebut biji akan sulit untuk tumbuh. Bahan untuk bibit (Sudomo, 2010) Biasanya musim bunga pada bulan Oktober – Desember. Buah manglid berbentuk cone yaitu dalam satu buah mempunyai banyak ruang yang berisi satu benih setiap ruangnya seperti buah srikaya. Benih mempunyai sifat masak buah dengan ciri khas : 
1. Buah dapat diunduh apabila benih sudah masak secara fisiologis yaitu dicirikan dengan warna kulit buah hijau tua kecoklatan dengan warna benih merah. 
2. Ekstraksi benih dilakukan dengan cara menjemur buah sampai ruang-ruang benih terbuka, kemudian benih dikeluarkan dengan cara mengetuk-ngetuk buah di atas tampah sampai benih keluar. 3. Kulit benih yang berwarna merah dikelupaskan dari benihnya agar benih mudah berkecambah. 
4. Benih dipisah dari kotoran-kotoran sisa ekstraksi. 
5. Daya tumbuh (Viabilitas) benih mudah turun sehingga harus segera ditabur. 
6. Media tabur untuk persemaian manglid yaitu berupa tanah topsoil dicampur dengan pupuk kandang. Media lain yang dapat digunakan untuk mengecambahkan biji Manglid adalah abu sekam bakar dengan % berkecambah dapat mencapai 51,3% (Sudomo, 2008). 
Bedeng tabur harus dinaungi dengan atap padi, alang-alang, rumbia atau sarlon. (Diniyati dkk., 2005). Intensitas naungan sebesar 40% memberikan pengaruh yang nyata terahadap pertumbuhan tinggi, diameter dan berat basah tanaman pada bibit yang berumur 3 bulan. Media sapih yaitu menggunakan tanah topsoil yang dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1. 
7. Pertumbuhan diameter, tinggi dan jumlah daun bibit yang terbaik yaitu menggunakan campuran media tanah + pupuk kandang + pasir (1:1:1). 
8. Biji manglid sebaiknya berasal dari pohon induk yang baik yang diperoleh dengan cara mengambil pada saat biji sudah tua dan masih menempel pada tangkainya jika biji sudah jatuh biasanya sudah dimakan oleh semut sehingga mengurangi kualitasnya (Diniyati dkk., 2005). Setiap kg berisi lebih kurang 41.500 benih kering, dapat disimpan sampai 5 minggu dimana pada 2 minggu pertama perkecambahan akan meningkat dan daya berkecambah antara 55 – 70 % (Diniyati dkk., 2005). 

III. Penanaman (Sudomo, 2010
  1. Pembersihan lahan Manglid termasuk jenis tanaman intoleran, ditanam pada tempat terbuka. 
  2. Pengolahan tanah 
  • Tanah dicangkul sampai halus dan tidak ada bongkahan tanah, dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm dengan jarak tanam 3 x 1,5 m atau 3 x 3 m. 
  • Masukan pupuk dasar (pupuk kandang yang telah matang ke dalam lubang tanam sebanyak 2 kg setiap lubang. 
3. Pemeliharaan bibit manglid Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan penyiraman dan pemupukan.
4. Penyiraman dilakukan pada pagi hari dengan frekuensi satu kali sehari. 
5 Pemupukan dilakukan 4 kali yaitu: bibit umur 20 hari dengan pupuk NPK 3 butir/tanaman, bibit umur 35 hari dengan pupuk NPK 5 butir/tanaman, bibit umur 2 bulan dengan pupuk urea dan pada saat bibit umur 3 bulan dengan pupuk urea. Bibit siap ditanam apabila telah berumur 4 bulan dan sudah mencapai tinggi sekitar 30 - 40 cm (Diniyati dkk., 2005). 
6. Pengangkutan Bibit, dilakukan lebih baik pagi atau sore hari. 
7. Waktu dan Pelaksanaan Penanaman Waktu pelaksanaan diusahakan awal musim hujan atau curah hujan cukup merata. 

IV. Pemeliharaan (Sudomo, 2010) 
  1. Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik. 
  2. Penyiangan, membebaskan tanaman pokok dari tanaman pengganggu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman. Penyiangan dilakukan tahun permulaan agar pertumbuhan manglid tidak terhambat. 
  3. Pendangiran, yaitu penggemburan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. 
  4. Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon, karena sifat pohon manglid yang memiliki cukup banyak ranting. 
  5. Penjarangan, penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman manglid yang tinggal. Penjarangan dilakukan pada umur 5 -7 tahun. 
V. Daftar Pustaka 

Sudomo, A., E. Rahman dan N. Mindawati. 2010. 
Mutu Bibit Manglid (Manglieta glauca BI) Pada Tujuh Jenis Media Sapih. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. 
Sudomo, A., P. Permadi dan E. Rahman. 2007. Kajian Kontrol Silvikultur Hutan Tanaman Terhadap Kualitas Kayu Pulp. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. 
Diniyati, D., Suyarno, Devy K., Badrunasar, A., Fauziyah, E., Sulistyati, T. dan Mulyati, E. 2005.Teknik Perbanyakan Tanaman Manglid (Manglieta glauca Bl.) dengan biji. 
AlBasia. Ilmiah, Populer, Bermanfaat Vol. 3 No. 5. Loka Litbang Hutan Monsoon. Ciamis. 
Sudomo, A., D. Suwestiani, Rusdi dan B. Rachmawan. 2008. Silvikultur kayu hutan rakyat penghasil pulp (Manglid (Manglieta glauca BL), Tisuk (Hibiscus macrophyllus), Mindi (Melia azedarach L.)). 

MENGENAL TANAMAN JABON

TANAMAN JABON 
(Anthocephalus cadamba, Miq

I. Pengadaan Bibit tanaman 
  • Bahan untuk bibit Pohon jabon berbuah setiap tahun, buah masak antara bulan Juni dan Agustus, jumlah biji kering per kg sebanyak 26.132.000 biji. 
  • Cara untuk mengumpulkan biji jabon adalah sbg berkut : Buah yang sudah masak di parut pada saringan kaat ukuran ½ inchi dan biarkan daging buah melunak atau membusuk di dalam baskom benih air selama 5-7 hari. Setelah melunak, diremas dan di gosok hingga hancur, biji yang baik akan berpisah di dasar baskom. Biji yang baik dikeringkan selama 2 hari (kering udara) dan dibersihkan / diayak dengan ayakan halus (ukuran 0,5 mm). 
II. Cara Pembuatan 
Persemaian 
  1. Cara Pembuatan Persemaian : - Lapangan sebaiknya datar, dengan kemiringan maksimal 5 % - Mudah memperoleh air sepanjang tahun (dekat sumber air ) - Lahan persemaian bebas dari genangan air 
  2. Pembuatan bedengan - Ukuran bedeng semai 5 x 1 m atau 10 x 1 m, membujur arah utara ke selatan - Permukaan bedengan di tinggikan 10-15 cm dari permukaan tanah, pinggir bedengan dikuatkan dengan bambu atau bata merah 
  3. Persiapan bedeng tabur - Bak tabur terbuat dari bahan plastik berukuran 37 cm x 47 cm dan tebal 10 cm. - Bak tabur diisi dengan pasir halus yang telah disterilkan dengan cara dipanaskan sampai temperatur 90 – 100  C ketebalan pasir 4 – 5 cm - Biji kering yang akan ditabur dicampur pasir halus steril dan ditabur merata pada setiap bak tabur. - Bak tabur harus selalu dalam keadaan lembab dan tertutup 
  4. Penyapihan kecambah - Setelah biji ditabur selama 1 – 1,5 bulan (tinggi benih 3-5 cm dan berdaun 4 lembar, siap untuk disapih ke dalam kantong plastik yang sudah diisi media tanam. - Bibit dari bak tabur diangkat dengan hati-hati masukan ke dalam kantong plastik, dan media harus dalam keadaan basah. 
  5. Pemeliharaan benih - Benih di siram 2 kali sekali (pagi dan sore) sebelum jam 9.00dan sesudah jam 16.00 - Benih yang masih kecil harus diberikan naungan dengan plastik atau atap rumbia atau daun kelapa. - Setelah bibit berumur 4-6 bulan di persemaian dengan ketinggian 25-30 cm, siap ditanam dilapangan. 
III. Penanaman 
  1. Pembersihan lahan Jabon termasuk jenis tanaman intoleran, maka diperlukan pembersihan lapangan yang sempurna (terbebas dari gulma). 
      2. Pengolahan tanah
  • Tanah dicangkul sampai halus dan tidak ada bongkahan tanah, dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 3 x 2 m atau 3 x 3 m 
  • Masukan pupuk dasar (pupuk kandang yang telah matang) ke dalam lubang tanam sebanyak 2-3 kg setiap lubang.

     3. Penanaman
  • Buka kantong plastik benih dengan hati-hati, jangan sampai media dalam kantong plastik pecah.
  • Masukan bibit ke dalam lubang tanam dengan penimbunan tanah sebatas leher akar.
  • Padatkan tanah sekitar bibit secara hati hati.
  • Pasangkan ajir tanaman (terbuat dari bambu dengan ukuran 2x100 cm) dan ikatkan dengan benih yang sudah ditanam.
IV. Pemeliharaan

1. Penyiangan tanaman 
Membersihkan tanaman pengganggu (gulma) dengan radius 1 m pada kiri kanan tanaman, lakukan penyiangan setiap 3 bulan sekali sampai dengan tanaman berumur 2-3 tahun. 

2. Penyulaman 
Penyulaman tanaman dilakukan pada tahun pertama penanaman, pada saat hujan masih turun, gunakan bibit sulaman yang berusia sama.

3. Hama dan Penyakit Tanaman
a. Hama Tanaman
  • Semut dari famili Formicidea (menyerang persemaian)
  • Bekicot (Achatina fulica Fer)
  • Rayap (Ceptotermes curvenatus HELMER)
  • Ulat kukuk (Lepidiota stigma) menyerang akar
  • Satwa liar (rusa, banteng) yang memakan pucuk tanaman muda.
b. Penyakit Tanaman
  • Lodoh atau wedangan (dumping off) yang menyerang bibit di persemaian, disebabkan oleh jamur Fusarium, Rhizoctonia dan Pythium
  • Cendawan Gloosperium anthocephali, yang menyebabkan mati pucuk
c. Untuk serangan hama tanaman gunakan insektisida cair, dan untuk penanggulangan penyakit tanaman menggunakan fungisida dengan kandungan sulfur cukup tinggi.

4. Penjarangan tanaman 
Penjarangan bertujuan untuk memberikan ruang tumbuh yang optimal dan untuk memperoleh tegakan akhir yang berkualitas tinggi. Penjarangan dilakukan mulai umur tanaman 3 tahun dan dilakukan setiap 3 tahun sampai dengan umur tanaman 15 tahun, tanaman yang dibuang yaitu yang tumbuhnya kurang normal (kerdil, bengkok, dan berpenyakit).

V. Daftar Pustaka
Anonimous. 1996. Teknik Pembuatan Tanaman Jabon, Direktorat Hutan Tanaman Industri, Dephut Jakarta.
Anonimous. 1999, Materi Penyuluhan Kehutanan, Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, Dephut Jakarta.