Jumat, 12 Juni 2015

TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF DI LAPANGAN

TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF DI LAPANGAN


Pemetaan partisipatif adalah sebuah proses membuat gambar yang memuat satu atau beberapa informasi tentang lahan yang melibatkan seluruh anggota HKm  dalam seluruh rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penggambaran, evaluasi dan sosialisasi peta.  Disamping itu, pemetaan partisipatif juga merupakan sebuah alat (tools) untuk penyelesaian konflik lahan (tenurial).  Proses pembuatan peta lahan inilah yang menjadi tujuan utama dari pemetaan partisipatif ini sementara hasilnya berupa peta sebagai sebuah dokumen untuk perencanaan.

Beberapa manfaat dari pelaksanaan pemetaan partisipatif pada penataan dan penyusunan rencana kerja HKm di lapangan antara lain :
1.    Media komunikasi bersama antara anggota HKm
2.    Media resolusi konflik antara anggota HKm
3.    Membangun manajemen kelompok HKm
4.    Media belajar bersama antara anggota kelompok HKm
5.    Media perencanaan kelola areal kerja HKm

    Adapun tujuan dari pemetaan partisiptif (pengukuran) di lapangan adalah :
1.    Peserta mengerti teori dasar pengukuran
2.    Peserta mampu menggunakan alat-alat pengukuran sederhana
3.    Peserta mampu mengolah data pengukuran
4.    Peserta mampu menggambar peta sketsa
5.    Peserta mampu membuat rencana kelola (rencana kerja)
     
Tahapan pelaksanaan pemetaan partisiptif di lapangan :

A.   Persiapan alat

Alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum pemetaan partisipatif lapangan (proses pengukuran) antara lain sebagai berikut :
·         Patok bambu : digunakan sebagai tanda titik pengukuran
·         Jalon kayu : digunakan sebagai tanda bisikan
·         Kompas : digunakan sebagai pengukur sudut datar lapangan
·         Klinometer : digunakan sebagai pengukur sudut kemiringan lapangan
·         Haga : digunakan sebagai pengukur tinggi pohon
·         GPS : digunakan sebagai penentuan titik geografis peta
·         Meteran : digunakan sebagai pengukur jarak lapangan
·         Lembar isian : digunakan sebagai pencatat hasil dan info pengukuran
·         Denah lahan : digunakan sebagai acauan pengukuran lahan

B.  Pembentukan tim kerja

Tim kerja yang dipersiapkan minimal terdiri dari 6 orang untuk setiap tim kerja dengan pembagian tugas sebagai berikut :

1.    Orang pertama bertugas sebagai koordinator pengukuran yang bertugas mengontrol anggota tim agar dapat bekerja dengan baik.
2.    Orang ke dua bertugas mengukur jarak lapangan sambil membawa jalon. Jarak yang diukur adalah jarak miring.
3.    Orang ke tiga bertugas membaca kompas dan klinometer.
     Kompas adalah alat yang digunakan untuk menetukan arah (azimuth) yang dibidik terhadap arah nol derajat utara.  Sudut yang dibaca adalah sudut datar.
      Bagaimana menggunakan kompas?
Dengan kompas kita dapat membaca azimuth/ bearing, azimuth/bearing adalah sudut yang dibentuk oleh arah tertentu terhadap arah utara magnetis.
Arahkan bidikan kompas ke arah titik tempat yang akan kita ukur bearingnya, putar piringan kompas hingga tanda panah uatar pada posisi searah dengan jarum magnetis.
Dekatkan mata ke kompas dan baca tanda penunjuk pembacaan sudut bearing.
Pastikan tidak ada gangguan terhadap kompas, misalnya tidak dekat dengan logam atau magnet yang lain.

·     Klinometer adalah alat untuk mengukur sudut miring atau kelerengan
·     Bagaimana menggunakan klinometer?
Arahkan bidikan klinometer ke ujung lereng yang akan diukur.
Baca derajat kemeringan lereng tersebut.
Apabila Klinometer tidak tersedia, maka peralatan pengukur lereng dapat digantikan dengan Busur derajat 360° yang dikombinasikan dengan bandul pemberat yang diikat dengan benang pada titik tengah busur derajat sebagai pengukur kelerengandan penggaris yang diikatkan melintang melewati titik tengah busur sebagai pengarah kelerengan.
  
4.    Orang ke empat bertugas mencatat seluruh hasil pengukuran sebagi dokumen yang akan digunakan sebagai pembuatan peta sketsa.
5.    Orang ke lima bertugas memasang patok ukur.
·   Patok digunakan untuk menandai titik yang telah diukur dan diberi nomor atau informasi yang sekiranya penting.
6.    Orang ke enam bertugas mencatat keterangan informasi yang ada dalam areal yang diukur dan menggambar sketsa pengukuran sekaligus memgang alat ukur Haga (bila ada) untuk mencatat ketinggian pohon dalam meter.
·   Bagaimana menggunakan Haga?
Bidik Haga ke pohon yang akan diukur tingginya.
Baca tinggi pohon berdiri yang diukur (dalam meter) dari bawah sampai dengan tinggi bebas cabang (biasa dilakukan untuk pohon berkayu).
  
C.   Perencanaan pelaksanaan

Tim terlebih dahulu mempersiapkan sketsa areal yang akan dilakukan pengukuran.  Sketsa areal tersebut merupakan kesepakatan bersama yang merupakan hasil petemuan beberapa pihak yang berkepentingan terhahap areal tersebut.  Kesepakatan ini penting karena hasil pengukuran areal kerja ini merupakan peta yang harus diakui oleh semua pihak yang berkepentingan.

Arah pelaksanaan pengukuran perlu ditetapkan, serah atau berlawanan arah jarum jam.  Untuk mempermudah penggambaran peta biasanya dipilih searah dengan jarun jam karena sudut datar (dari hasil kompas) akan lebih mudah diterjemahkan di atas kertas.

D.   Pengolahan data dan pembuatan peta

·     Alat dan bahan pengolahan : data hasil pengukuran dan kalkulator

Rumus :
Jarak datar : jarak lapangan x nilai cosinus sudut miring (hasil klinometer)

·    Alat dan bahan pembuatan peta : busur, penggaris, pensil, penghapus, kertas millimeter blok, kalkulatir dan data hasil olahan.

Penggambaran peta disesuaikan dengan skala peta yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan.  Skala biasanya ditunjukkan dalam bentuk pembagian sebagai berikut :

1 : 2.000 yang berarti
1 cm dalam peta = 2.000 cm di lapangan, atau
1 cm dalam peta = 20 m di lapangan
5 cm dalam peta = 100 m di lapangan
  
Rumus :
Jarak di peta : jarak datar / skala
Misal  skala 1 : 3000 maka 1 cm dipeta sama dengan 3000 cm atau 30 meter di lapangan, jadi apabila jarak datar di lapangan 60 meter maka jarak di peta sama adalah 60/30 : 2 cm.
          
Langkah-langkah menggambar peta :

1. Posisikan diri seolah menghadap ke arah UTARA.
2. Dengan menggunakan pensil gambarkan titik ikat P0 pada kertas berdasarkan catatan yang terdapat tabel pengukuran. Agar lahan yang dipetakan dapat tergambar di tengah ruang peta, maka penempatan titik ikat P0 pada kertas dapat mengikuti beberapa pedoman dengan memperhatikan arah P1 ke P2 yang tercatat pada tabel dan arah kelilinpengukuran, yaitu sebagai berikut :

·   Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Utara (sekitar 0° atau 360°) dan keliling pengukuran searah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada di bagian Bawah-Kiri ruang peta (Barat Daya).
·   Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Utara (sekitar 0° atau 360°) dan keliling pengukuran berlawanan arah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada di bagian Bawah-Kanan ruang peta (Tenggara).
·    Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Timur (sekitar 45°) dan keliling pengukuran searah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada di bagian Atas-Kiri ruang peta (Barat Laut).
·    Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Timur (sekitar 45°) dan keliling pengukuran berlawanan arah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada di bagian Bawah-Kiri ruang peta (Barat Daya).
·    Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Selatan (sekitar 180°) dan keliling pengukuran searah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada di bagian Atas- Kanan ruang peta (Timur Laut).
·     Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Selatan (sekitar 180°) dan keliling pengukuran berlawanan arah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada di bagian Atas-Kiri ruang peta (Barat Laut).
·    Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Barat (sekitar 270°) dan keliling pengukuran searah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada di bagian Bawah- Kanan ruang peta (Tenggara).
·    Bila arah P1 ke P2 cenderung menghadap ke Barat (sekitar 270°) dan keliling pengukuran berlawanan arah dengan jarum jam, maka titik P0 akan berada dibagian Atas-Kanan ruang peta (Timur Laut).

3.   Tarik garis vertikal sejajar Grid melewati titik P0, kemudian dari titik P0 gunakan busur derajat untuk mendapatkan arah titik P1 sesuai dengan catatan pada tabel pengukuran. Perlu diingat saat menggunakan busur derajat, karenan posisi 0° pada busur derajat harus selalu berada di bagian atas (titik 0° mewakili arah utara) maka posisi 0° dan 180° harus diatas garis vertikal yang baru dibuat.

4.   Tarik garis dari titik P0 ke arah yang ditunjukan oleh busur derajat sepanjang nilai yang dicatat pada tabel pengukuran di lapangan pada kolom Jarak Datar dengan memperhitungkan skala yang ditentukan pada penggambaran peta untuk mendapatkan letak titik P1.  Sebagai contoh:

·     Peta digambar pada skala 1 : 500
·     Jarak P0 ke P1 sepanjang 10.2 meter
Maka garis yang akan digambar pada peta adalah;
10.2 x 100 : 500 = 2.04 cm

5. Tuliskan ANOTASI titik P1 dilengkapi dengan nilai beda tinggi yang didapat dari tabel pengukuran pada kolom Beda Tinggi, sebagai berikut P1 ; BT= 0 Artinya: titik tersebut adalah posisi titik P1 yang mempunyai perbedaan tinggi dari titik sebelumnya 0 meter.

6.   Demikian selanjutnya, ulangi langkah ke 3 s/d 5 di atas secara berurutan untuk menggambarkan letak titik-titik yang didapat dari hasil pengukuran di lapangan, sampai kembali pada titik P1, maka di atas kertas akan tergambarkan bentuk lahan yang diukur di lapangan, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah.
   
7.    Koreksi peta

Titik bidaik awal dan titik akhir biasanya mengalami pergeseran, oleh karena itu perlu dilakukan koreksi peta. Cara yang paling mudah adalah dengan menggambarkan peta terlebh dahulu kemudian dikoreksi dengan cara sebagai berikut :
·         Ukur kembali jarak titik awal dengan titik akhir (cm)
·         Geser semua titik ke arah menurut arah titik awal ke titik akhir
·         Jarak geser (cm) dihitung menggunakan cara :  komulatif jarak di peta pada saat Xn / komulatif jarak totalnya

8.    Perhitungan luas

Cara yang paling mudah adalah :
·    Tempelkan peta yang sudah dikoreksi peta pada kertas milimter blok
·     Kemudian hitung jumlah kotak yang ada didalamnya.
·   Jumlah kotak dikalikan dengan skala peta maka akan diperoleh hasil luas areal yang diukur.

Contoh :
Jumlah kotak ukuran 0,5 cm adalah 2000 kotak.
Skala yang digunakan adalah 1 : 3000 luas 0,5 x 0,5 cm di atas peta adalah setara dengan 15 x 15 m di lapangan.
Jadi 2000 kotak tersebut sama dengan 2000 x 15 x 15 = 450.000 m2 = 45 Ha

LAMPIRAN TABEL DALAM PENGUKURAN


TABEL ISIAN PENGUKURAN

Zona..........................                                           Tanggal..................
Blok...........................                                           Pelaksana...............         
Petak.........................

TITIK UKUR
ARAH
JARAK
KEMIRINGAN
KETERANGAN
KOMPAS
METERAN
KLINO
(derajat)
(meter)
(derajat)
1
-
2




2
-
3




3
-
.....





-






-






-






-






-







TABEL ISIAN KONDISI LAHAN

a.  Tally sheet untuk mencatat potensi kayu

Nama pemilik...........................
Luas ........................................
No
Jenis tanaman
Diameter (cm)
Tinggi  (cm)
Volume  (m3)
Ket*



















b.    Tally Sheet untuk mencatat potensi non kayu

Nama pemilik...........................
Luas........................................
No
Jenis hasil bukan kayu
Jumlah/unit

Volume*














* disesuaikan dengan satuan jenis HHBK