TANAMAN MANGLID (Manglieta glauca BI.)
I. Informasi Umum
Manglid termasuk famili Magnoliaceae. Tinggi mencapai 25 – 40 m dengan bebas cabang 25 m dan diameter mencapai 150 cm, manglid tumbuh baik pada ketinggian 900 – 1700 mdpl dalam hutan campuran yang lembab, pada tanah yang subur dan selalu lembab (A. Sudomo dkk., 2007). Hidupnya berkelompok dan di tempat yang lembab. Tajuk membulat, lebat, percabangannya berbentuk garpu yang dimulai jauh dari atas tanah. Daun tunggal bentuk elips memanjang atau elips melebar, kebanyakan bulat telur memanjang, ukuran 13-18 cm, panjang kadang sampai 25 cm. Ujung dan pangkal daun runcing, tangkai daun panjang.
II. Pengadaan Bibit
Tanaman Perbanyakan tanaman dengan menggunakana biji mempunyai viabilitas/daya tumbuh rendah yaitu daya simpan biji manglid rendah yaitu bersifat rekalsitran (tidak tahan disimpan lama) hanya berkisar antara 2-5 minggu, dimana setelah lewat waktu tersebut biji akan sulit untuk tumbuh. Bahan untuk bibit (Sudomo, 2010) Biasanya musim bunga pada bulan Oktober – Desember. Buah manglid berbentuk cone yaitu dalam satu buah mempunyai banyak ruang yang berisi satu benih setiap ruangnya seperti buah srikaya. Benih mempunyai sifat masak buah dengan ciri khas :
1. Buah dapat diunduh apabila benih sudah masak secara fisiologis yaitu dicirikan dengan warna kulit buah hijau tua kecoklatan dengan warna benih merah.
2. Ekstraksi benih dilakukan dengan cara menjemur buah sampai ruang-ruang benih terbuka, kemudian benih dikeluarkan dengan cara mengetuk-ngetuk buah di atas tampah sampai benih keluar. 3. Kulit benih yang berwarna merah dikelupaskan dari benihnya agar benih mudah berkecambah.
4. Benih dipisah dari kotoran-kotoran sisa ekstraksi.
5. Daya tumbuh (Viabilitas) benih mudah turun sehingga harus segera ditabur.
6. Media tabur untuk persemaian manglid yaitu berupa tanah topsoil dicampur dengan pupuk kandang. Media lain yang dapat digunakan untuk mengecambahkan biji Manglid adalah abu sekam bakar dengan % berkecambah dapat mencapai 51,3% (Sudomo, 2008).
Bedeng tabur harus dinaungi dengan atap padi, alang-alang, rumbia atau sarlon. (Diniyati dkk., 2005). Intensitas naungan sebesar 40% memberikan pengaruh yang nyata terahadap pertumbuhan tinggi, diameter dan berat basah tanaman pada bibit yang berumur 3 bulan. Media sapih yaitu menggunakan tanah topsoil yang dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1.
7. Pertumbuhan diameter, tinggi dan jumlah daun bibit yang terbaik yaitu menggunakan campuran media tanah + pupuk kandang + pasir (1:1:1).
8. Biji manglid sebaiknya berasal dari pohon induk yang baik yang diperoleh dengan cara mengambil pada saat biji sudah tua dan masih menempel pada tangkainya jika biji sudah jatuh biasanya sudah dimakan oleh semut sehingga mengurangi kualitasnya (Diniyati dkk., 2005). Setiap kg berisi lebih kurang 41.500 benih kering, dapat disimpan sampai 5 minggu dimana pada 2 minggu pertama perkecambahan akan meningkat dan daya berkecambah antara 55 – 70 % (Diniyati dkk., 2005).
III. Penanaman (Sudomo, 2010)
- Pembersihan lahan Manglid termasuk jenis tanaman intoleran, ditanam pada tempat terbuka.
- Pengolahan tanah
- Tanah dicangkul sampai halus dan tidak ada bongkahan tanah, dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm dengan jarak tanam 3 x 1,5 m atau 3 x 3 m.
- Masukan pupuk dasar (pupuk kandang yang telah matang ke dalam lubang tanam sebanyak 2 kg setiap lubang.
4. Penyiraman dilakukan pada pagi hari dengan frekuensi satu kali sehari.
5 Pemupukan dilakukan 4 kali yaitu: bibit umur 20 hari dengan pupuk NPK 3 butir/tanaman, bibit umur 35 hari dengan pupuk NPK 5 butir/tanaman, bibit umur 2 bulan dengan pupuk urea dan pada saat bibit umur 3 bulan dengan pupuk urea. Bibit siap ditanam apabila telah berumur 4 bulan dan sudah mencapai tinggi sekitar 30 - 40 cm (Diniyati dkk., 2005).
6. Pengangkutan Bibit, dilakukan lebih baik pagi atau sore hari.
7. Waktu dan Pelaksanaan Penanaman Waktu pelaksanaan diusahakan awal musim hujan atau curah hujan cukup merata.
IV. Pemeliharaan (Sudomo, 2010)
- Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik.
- Penyiangan, membebaskan tanaman pokok dari tanaman pengganggu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman. Penyiangan dilakukan tahun permulaan agar pertumbuhan manglid tidak terhambat.
- Pendangiran, yaitu penggemburan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
- Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon, karena sifat pohon manglid yang memiliki cukup banyak ranting.
- Penjarangan, penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman manglid yang tinggal. Penjarangan dilakukan pada umur 5 -7 tahun.
Sudomo, A., E. Rahman dan N. Mindawati. 2010.
Mutu Bibit Manglid (Manglieta glauca BI) Pada Tujuh Jenis Media Sapih. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.
Sudomo, A., P. Permadi dan E. Rahman. 2007. Kajian Kontrol Silvikultur Hutan Tanaman Terhadap Kualitas Kayu Pulp. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.
Diniyati, D., Suyarno, Devy K., Badrunasar, A., Fauziyah, E., Sulistyati, T. dan Mulyati, E. 2005.Teknik Perbanyakan Tanaman Manglid (Manglieta glauca Bl.) dengan biji.
AlBasia. Ilmiah, Populer, Bermanfaat Vol. 3 No. 5. Loka Litbang Hutan Monsoon. Ciamis.
Sudomo, A., D. Suwestiani, Rusdi dan B. Rachmawan. 2008. Silvikultur kayu hutan rakyat penghasil pulp (Manglid (Manglieta glauca BL), Tisuk (Hibiscus macrophyllus), Mindi (Melia azedarach L.)).